Sakit Menjadi Pengalaman Manis
Pernahkah kita merasakan jatuh?
Kebanyakan dari kita menjawab pernah, bukan?
Seperti jatuh dari tangga, sepeda, jatuh mengikuti kompetisi, jatuh tes persaingan dunia kerja, dan hal lainnya.
Hal pertama apa yang kita rasakan? sakit bukan? Ibarat jatuh, gagal rasanya sakit. Tetapi, sesakit apapun, kita harus bangkit dan bertekad untuk bisa mengejar segala hal yang sempat tertunda.
Karena, tidak ada seorang pun yang berkeinginan gagal. Namun, baik kegagalan maupun kesuksesan itu datang di luar keinginan kita.
Kita mau tidak mau, harus menerima kenyataan apapun hasilnya.
Luapan rasa sakit ini, ibarat jari yang diiris-iris pisau. Rasanya pedih dan sakit. Mana ada jatuh yang rasanya manis, tentu rasanya sakit. Tetapi, perlu kita ingat bahwa, tak ada kesakitan manapun yang tak bisa diobati, termasuk kegagalan. Asalkan kita mau mengubahnya dengan menimbulkan semangat baru dari diri kita sendiri.
Segala rasa sakit dari kegagalan disebabkan, harapan dan ekspektasi positif yang kita bangun akan membuahkan hasil, Namun sayang usaha dan harapan yang kita bangun, di luar kuasa kita.
Terkadang, semua gambaran pencapaian yang telah matang kita susun, seketika pecah berkeping-keping. Rasa sakit yang tak tertahankan ini karena, usaha yang kita bangun bertemu dengan kegagalan di titik ini.
Jatuh yang kita rasakan, memblok diri kita, sehingga kita larut dalam kesedihan dan mengganggap segala usaha yang telah dilakukan, berbuah sia-sia diakibatkan kegagalan.
Hal ini membuat kita bertanya-tanya, "kenapa sih aku gagal, padahal aku sudah melakukannya maksimal?"
Kegagalan seolah hal tabu untuk dibicarakan. Kegagalan menjadi hal yang dapat mempengaruhi diri kita. Kenapa demikian?
Pernah tidak kita menyadari bahwa, kegagalan itu mampu mematikan harapan dan melemahkan rasa percaya dirimu. Pengalaman gagal terdahulu, meyakinkan kita bahwa, kita tidak memiliki kesempatan lagi, untuk mencapai hal yang lebih baik, lebih indah. Dari keyakinan yang telah kita bentuk sendiri, akhirnya kita memutuskan untuk berhenti berusaha. Sungguh sangat disayangkan.
Kita perlu menyadari, setiap langkah yang kita ambil, terselip konsekuensi di dalamnya begitu pula dengan kesuksesan, konsekuensinya adalah gagal.
Segala sesuatunya telah diciptakan dengan seimbang mungkin. Tidak ada yang sia-sia di dunia ini, karena apa? Kesuksesan tidak harus berbuah kemenangan. Namun, kesuksesan sebuah proses maksimal yang telah dikerahkan dan hasilnya Tuhanlah yang menentukan.
Menerima rasa sakit dari sebuah kegagalan tidaklah mudah, namun siapapun dan bagaimanapun kondisinya, kita harus menghadapinya.
Kita tidak perlu 'minder', malu, untuk mengakui kegagalan yang kita alami. Karena kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda.
Kegagalan tak lain seperti kiamat kecil, yang hadir untuk mengingatkan dan menguji kemampuan kita.
Untuk melangkah ke depan, kita membutuhkan bekal tak lain adalah sebuah kegagalan. Kegagalan yang memberi rasa sakit, pilu itu pun terselip hikmah yang mampu kita petik. Karena dia lah pegangan untuk kaca mata masa depan kita nantinya.
Kegagalan yang kita rasakan, nantinya kita akan berterima kasih. Saat keadaan mulai membaik, kita akan merasakan bahwa, kegagalan yang kita rasakan menjadi tekad dan semangat kita untuk bangkit.
Inilah hidup, kita berada di tengah berbagai macam tekanan dan ekspektasi, baik itu dari dalam dirimu sendiri maupun dari luar. Semuanya itu proses, termasuk kegagalan.
Kegagalan adalah proses alamiah manusiawi. Hal tersebut mengajarkan kita, untuk bisa menerima kenyataan. Karena hidup tidak selamanya sesuai dengan ekspektasi kita. Seharusnya, kegagalan yang kita alami, menjadi batu loncatan untuk mendapatkan kesempatan baru.
Alhasil, hal yang membanggakan, ketika kegagalan berhasil terlewati dan terganti dengan sebuah kesuksesan.
Dibalik rasa gagal yang pernah di alami, membuat kita untuk benar-benar mensyukuri apapun yang telah di peroleh, sekecil apapun hal itu.
Ketika sebuah kesuksesan telah ditempuh, yang terlintas dalam pikiran kita adalah tidak menyangka bahwa, segala kesulitan dapat terlewati meski harus tertatih-tatih.
Ketika dirimu berada di dalam kondisi ini, di sinilah dirimu merasa benar-benar yakin. Tuhan merencanakan segala sesuatunya dengan seimbang. Kita tidak tahu, apa rencana terbaik, yang Tuhan tetapkan untuk kita hadapi.
Tuhan mengingatkan kita bahwa, di dunia ini tidak ada yang sempurna, sebelum kita menemukan sebuah kebahagiaan, kesuksesan. Terlebih dulu kita harus melewati kesulitan terlebih dahulu.
Karena, hakikatnya pahit dan manis saling berdampingan, sama halnya kegagalan dan kesuksesan.
Oleh karena itu, hal itu dibutuhkan kesabaran. Karena, dengan sebuah kesabaran, melahirkan harapan, dan mimpi kita akan menyala nantinya.
Selamat berjuang untuk kita semua, yang sedang atau pernah mengalami ketidakberhasilan. Anggaplah pengalaman yang pahit ini, menjadi lembaran baru sebagai titik menuju hal yang lebih baik kedepannya.
#Day28 #Squad7 #30dwcjilid25
Comments
Post a Comment